Kemarin adalah hari ulang tahunku yang ke 20 tahun. Tak kusangka ternyata umurku bertambah, yang aku harapkan adalah bukan saja umurku yang bertambah tetapi rejekiku bertambah dan diriku juga bertambah dewasa. Menurutku tak ada yang spesial di hari itu walaupun pada tanggal tersebut merupakan tanggal merah yang seharusnya aku nikmati untuk refreshing. Kondisi yang tak memungkinkan karena sepertinya aku lelah. Malam sebelum menjelang hari ulang tahunku, menyelesaikan pekerjaan diluar kota membuatku lelah sehingga aku manfaatkan untuk tidur saja.
Siang itu, aku baru saja bangun. Ringtone Blackberry yang tak berhenti teriak membangunkan tidur nyenyakku. Ucapan selamat ulang tahun mengantri di inbox sms dan Blackberry messenger memanggil diriku untuk membacanya ditambah lagi notification facebook yang menumpuk minta segera dibuka. Mata ini sontak terbelalak saat membacanya, lebih dari 100 teman-temanku mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. bibir ini sontak tersenyum sendiri. "Subhanallah, mereka ingat hari ini adalah ulang tahunku." ucapan dan doa juga mengiringi. Terima kasih kawan.
Seperti biasa jika di hari libur Ibuku selalu masak makanan kesukaanku. Sayur kangkung plus tempe goreng. Setelah mandi barulah aku makan. "hari ini Anis ulang tahun kan? Ibu udah beli bahan-bahan buat bikin bakwan." Ucap Ibuku sambil tersenyum. "hehehehe.. waah asik dong." mungkin ini hadiah dari Ibuku karena sebelumnya aku gak pernah kesampean buat makan bala-bala ini. "Anis gak pergi kemana-kemana?" tanya ayahku. "Gak kayanya Yah, gak ada yang ngajak pergi." jawabku singkat. "Lah, temen-temen pada kemana?" Tanya ayahku penasaran karena biasanya aku pergi keluar bersama teman-teman sepermainanku. "Gak tau deh nih pada kemana, gak ada kabarnya, mungkin mereka lagi pada sibuk kali yaa Yah."
Tak lama setelah itu, Ibu, ayah dan adikku pergi ke suatu tempat untuk menyaksikan konser dangdut yang diselenggarakan oleh RW setempat. waktu itu menunjukkan pukul 14.00 WIB. Rumahku super berantakan. Akhirnya akupun membereskannya. Cuci piring, menyikat lantai kamar mandi, menyapu dan mengepel rumah. Ah sangat melelahkan, tapi aku puas karena sekarang rumahku bersih mengkilat. Kemudian setelah itu aku istirahat sejenak sebelum mandi. Keringat tak berhenti mengucur di tubuhku.
"Tok.. Tok.. Tok.." ketukan pintu mengagetkanku yang sedang rebahan.
"Assalamualikum." suara pria yang tak kuketahui.
"Waalakumsalam." jawabku agak takut karena lingkungan rumahku sepi ditambah lagi hanya aku sendiri di rumah.
"Siapa yaa??" tanyaku sebelum membukakan pintu.
"Ini dari panti asuhan cepetan bukain.. tok.. tok.. tok.." suaranya seram seperti penjahat yang pernah ku tonton di sinetron tv.
"Tok.. Tok.. Tok.." ketukan pintu mengagetkanku yang sedang rebahan.
"Assalamualikum." suara pria yang tak kuketahui.
"Waalakumsalam." jawabku agak takut karena lingkungan rumahku sepi ditambah lagi hanya aku sendiri di rumah.
"Siapa yaa??" tanyaku sebelum membukakan pintu.
"Ini dari panti asuhan cepetan bukain.. tok.. tok.. tok.." suaranya seram seperti penjahat yang pernah ku tonton di sinetron tv.
Saat itu kondisiku masih kucel. dengan mengenakan daster milik Ibuku dan rambutku masih dalam keadaan dikuncir ala pembantu rumah tangga, belum lagi keringat yang sepertinya enggan pergi dari tubuhku. "Iya sebentar." sambil berjalan menuju pintu.
"SURPRISE." Rizal??" sahabat SMAku disusul oleh Ami, Nada dan Dion.
"Selamat ulang tahun......." Sontak kedatangan mereka membuatku kaget karena sebelumnya memang tak ada rencana jika mereka ingin main ke rumahku. Yang lebih spesial untukku adalah saat Dion membawakanku kue blackforest dengan lilin-lilin kecil menyala yang minta segera ku tiup. Malu aku Malu.. hahahaha.. karena penampilanku masih berantakan apalagi salah satu dari temanku yang datang adalah pria yang aku suka sejak aku duduk dibangku SMA pada waktu itu.
"Selamat ulang tahun......." Sontak kedatangan mereka membuatku kaget karena sebelumnya memang tak ada rencana jika mereka ingin main ke rumahku. Yang lebih spesial untukku adalah saat Dion membawakanku kue blackforest dengan lilin-lilin kecil menyala yang minta segera ku tiup. Malu aku Malu.. hahahaha.. karena penampilanku masih berantakan apalagi salah satu dari temanku yang datang adalah pria yang aku suka sejak aku duduk dibangku SMA pada waktu itu.
"Ayo cepetan tiup." paksa Ami agar aku segera meniup lilinnya.
"Ahhh gak mau, gw mau mandi dulu." teriakku, kondisi ini membuatku semakin nerveous dan keringetan.
"hahahaha.. ett dah Nis, lu udah kaya emak-emak punya dua anak pake daster begitu.. hahahaha... ehh bukan deh klo dibandingin sama Dion, lo kaya pembantu n majikan." Ledek Rizal bercanda.
Sial, candaannya membuatku semakin deg-degan.
"Yaudah ayo cepetan tiup lilinnya, keburu meleleh nih." Ajak Dion
"Bodo-bodo.. ayo cepetan.. tiup.. biarin aja spontan abis itu kita upload di facebook." kata Nada
"hah.. oke.. oke.." ucapku pasrah.
"Make a wish dulu." kata Dion.
Karena kondisinya nervous, hanya satu permintaanku sebelum meniup lilin. harapanku adalah semoga Dion juga memiliki perasaan yang sama seperti aku. Setelah meniup lilin mereka berfoto-foto ria.
"Gw mau mandi dulu ah, mau minum ambil sendiri yaaa.." untuk Ami dan Nada ke rumahku adalah bukan yang pertama kalinya, oleh karena itu tak heran jika suasananya sudah seperti di rumah sendiri.
Setelah selesai mandi, adalah sesi potong kue.
"Ayo Nis, kue pertama buat siapa?" Ledek Nada yang sudah tau jika aku suka dengan Dion dari pertama kami di MOS di Sekolah.
"kue pertama buat ayah gw yaa." kebetulan Ayahku baru saja pulang mengantar Ibuku.
"Trus kue keduanya." Kata Rizal.
"Ciye.. ciyee.." Ami meledek
"Oalah, ketauan gak ya klo gw ngasih Dion." Ucapku dalam hati
"Kue yang kedua gw kasih buat..............................." ucapku membuat mereka penasaran sambil memegang piring yang berisi potongan kedua kue tersebut.
Ami, Nada, Rizal senyum-senyum tertahan sambil melirikku, sementara Dion menundukkan kepalanya.
"hehehehe... buat Dion."
Dion pun tersenyum, aku tak tahu apa maksud senyumnya. Tapi tak apalah yang penting aku bisa melihatnya tersenyum bukan cemberut.
Dion pun tersenyum, aku tak tahu apa maksud senyumnya. Tapi tak apalah yang penting aku bisa melihatnya tersenyum bukan cemberut.
"Ciyeeeeeeee...." Ami, Nada dan Rizal meledek.
Setelah selesai makan kue, aku dan sahabat-sahabatku pergi keluar rumah untuk mencari makan malam. Ami, Nada, dan Dion memilih untuk makan ayam bakar sementara Aku dan Rizal memilih untuk makan pecel lele. posisi antara penjual ayam bakar dan pecel lele tak terlalu jauh cuma menempuh perjalanan kira-kira sekitar 30 langkah kaki untuk menuju penjual pecel lele.
Semua dari sahabatku memang sudah tahu jika dari dulu aku suka dengan Dion. "Zal, sumpah gw bener-bener gak nyangka kalo Dion yang bawa kuenya, padahal sebelumnya gw berfikir kalo dia tipe cowo cuek n gak peduli, secara dia gak ngucapin met ultah ke gw.. lo tau gak sih tadi sore dia cuma sms w ngasih tau kalo banyak PR Matematika." Kataku Curhat kepada Rizal.
"hahahaha.. namanya juga surprise.. lo tau gak sih yang semangat mau ke rumah lo itu dia." Ucap Rizal seru memberitahuku.
"Oh yaa?? masa sih??? trus pasti dia mau bawa kuenya karna lo lo semuakan yang maksa dia buat bawa?? tanyaku penasaran.
"Nggak tau, dia sendiri yang mau, pokoknya dia deh yang paling semangat."
Kata-kata Rizal membuat hatiku bertabur bunga. kata-katanya sudah mengembalikan kesejukan hatiku yang hampir memanas karena memang selama ini sikap Dion tak menggambarkan apapun. datar tak berbentuk.
"Zal, lo tau gak sih, gw seneng banget tadi ngeliat dia senyum pas gw kasih kue.. oalah gw kira ekspresinya bakalan datar.. ehh gak tau nya dia senyum.. aseeeekk.."
"Yaa klo menurut gw dia juga sebenernya suka sama lo.. tapi gw juga bingung sih Nis, soalnya gw sendiri aja yang sering bareng sama dia gak bisa baca isi hatinya.. susah ditebak emang tuh orang.. tapi yang gw liat dari ekspresinya tadi.. keliatan sih dari matanya klo dia suka sama lo.. yaa cuma memang seperti yang gw bilang dia itu masih serius sama kerja n kuliahnya.. tapi tenang Nis, lambat laun dia juga pasti nyadar sendiri kok.. apalagi kita kan makin deket.. sering kumpul n sharing bareng. santai aja. Kita kan sahabatan udah dari SMA sampe sekarang kuliah pun masih bareng-bareng n satu jurusan pula.. amanlah.. hahahaha.." Ucap Rizal mendinginkan hatiku.
Setelah itu, aku dan sahabat-sahabatku kembali ke rumah. ayam bakar dan pecel lele sengaja dibungkus supaya makannya lebih leluasa di rumahku. Aku dibantu dengan Dion membuat Es Cappucino.
"Ciyeee.. di dapur berduaan aja nih." Ucap Rizal meledek.
"Ahh iri saja kau.. lagi asik nih kitaa.." Sahut Dion bercanda
"Jiahhh.. udah jadian dah jadian." teriak Ami yang tak mau kalah.
" duhh yang didepan iri aja nih." Jawabku sambil tertawa
"Ciyeeeeee.. udah Anis..sikaaatt.." Kata Nada menyusul
"Es Cappucinonya pasti enak banget nih." kataDion
"Yaelahhhh.. dibuatnya pake cinta yaa.." Celetuk Rizal.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 WIB. Aku dan sahabat-sahabatku masih di asikkan dengan ngobrol bersama. Pembicaraan yang kami bahas sepertinya tak akan pernah habis, selalu ada saja yang menjadi topik pembicaraan pada malam yang spesial ini.
"Ehh parah.. gak kerasa udah jam segini.. balik yuk Yon?" Ajak Rizal kepada Dion
"Oh iyaaa.. yuk yukk.."Jawab Dion.
"Yahhh.. gak seru lo.. ngobrolnya belom selesai." Kata Ami.
"Udah nginep aja cuy disini udah malem, lagian besok masih libur kan??" Ajak ku yang tak rela jika mereka pulang.
"Gw sih terserah si Rizal aja." kata Dion.
"Gw mah gampang, nginep aja" kata Nada.
"Yaudahlah kita nginep aja disini." Ucap Rizal memutuskan.
Akhirnya merekapun menginap di rumahku. semakin malam semakin menjadi, ada saja hal yang dibicarakan. sambil tertawa seru seperti biasanya. Untung tetangga-tetanggaku ramah dan baik semua sehingga tak menjadi masalah jika di malam hari kami masih tertawa terbahak-bahak. Sharing bersama menghabiskan waktu malam. Waktu sudah menunjukkan pukul 04.00 WIB. saatnya aku dan sahabat-sahabatku tidur.
Mereka sudah pulas sementara Aku dan Nada masih melek dan melanjutkan obrolan.
"Nad, gw gak nyangka loh tadi ekspresinya Dion kaya gitu.. kejutan banget buat gw." Curhatku yang sepertinya belom afdol jika belum menceritakan perasaan bahagiaku kepada Nada.
"Duhh dia beneran suka gak yaa sama gw.." tanyaku kepada Nada.
"menurut gw yaa dia itu sebenernya suka sama lo Nis, cuma dia masih malu aja.. tenang ntar juga ada waktu yang tepatnya kok buat lo." Ucapnya pelan.
"ahh masa sih??" jawabku tak percaya.
"nih.. lo liat foto yang tadi yaa.. liat wajahnya dia, dari matanya aja ketauan kok kalo dia suka sama lo, nih liat bedakan.. senyum n matanya tuh gak bisa diboongin Nis." jelas Nada sambil menunjukkan foto sesi tiup lilinku bersama Dion.
"trus yang gw liat yaa dia itu diem-diem merhatiin lo. Inget gak waktu kita belajar bareng di Rumahnya si Rizal? pas gw sama Ami Solat Dzuhur duluan trus tinggal lo berdua, si Dion itu diem-diem merhatiin lo.. gw mah sama si Ami senyum-senyum aja."
Akupun ikut tersenyum sambil mengingat masa lalu saat belajar berasamanya.
"Trus ya Nad, tadi gw juga udah ngobrol sama Rizal, ya gw bilang ke dia klo gw gak nyangka aja si Dion yang bawain kuenya buat gw."
"Iya Nis, bener banget.. orang yang paling ngebet ngajakin ke rumah lo itu dia kok.. serius gw."
"Oh.. yaudah ternyata bener karena jawaban lo sama Rizal sama.. Alhamdulillah deh Nad klo gitu." Ucapku Lega.
"Udah ah, tidur yuk.." Ajak Nada.
"Tenang aja Anis, Dion itu sebenernya suka sama lo juga.. gw pernah ngeliat dia nulis di belakang buku IPA nya, dia nulis "Anis I lop Yu" Celetuk Ami merem.
"hahahaha.." Aku dan Nada hanya tertawa saja, kami bingung, Ami itu sebenarnya mengigau atau daritadi dia memang menyimak pembicaraan kami karena kalau di lihat dari matanya Ami sudah tertidur pulas. Entahlah !
"Tenang aja Anis, Dion itu sebenernya suka sama lo juga.. gw pernah ngeliat dia nulis di belakang buku IPA nya, dia nulis "Anis I lop Yu" Celetuk Ami merem.
"hahahaha.." Aku dan Nada hanya tertawa saja, kami bingung, Ami itu sebenarnya mengigau atau daritadi dia memang menyimak pembicaraan kami karena kalau di lihat dari matanya Ami sudah tertidur pulas. Entahlah !
Akupun tidur nyenyak, sepertinya tak ingin aku lupakan kejadian ini.. UNFORGETTABLE NIGHT, dimana hatiku bahagia bisa bertemu Dion dan sahabat-sahabatku yang lain menghabiskan malam yang indah, makan bersama, bercanda bersama dan menginap bersama di rumahku. bukan saja kebahagiaan yang aku dapatkan tetapi ilmu yang bermanfaat yang bisa aku petik dari setiap obrolan yang mereka share. Terima kasih sahabatku, aku berharap semoga "make a wish" yang aku pinta tadi malam sebelum meniup lilin bisa menjadi kenyataan. Amin ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar