Laila namanya. Wanita yang tahun ini genap berusia 25 tahun. Seorang wanita tangguh, sok paling berani, wanita kuat, wanita yang pantang menyerah dan seorang wanita yang selalu ingin mewujudkan impiannya sebesar apapun itu. Agak konyol sih ya, tapi hampir semuanya yang dia impikan terwujud.
Dibalik ketangguhannya, ternyata dia adalah wanita cengeng, gak tegaan, berperasaan lembut, atau bisa dibilang "cewek baperan".
Statusnya sudah menikah, dengan pria sederhana, anak pertama, punya 4 saudara dan pria ini merupakan tulang punggung keluarganya, sama seperti dirinya yang kini berstatus kepala rumah tangga di dalam keluarganya. Oleh karena itu, sampai dengan saat ini, Ia bersama suami bekerja untuk menutupi kebutuhan rumah tangga beserta kedua keluarganya. Luar biasa bukan?
Setelah menikah, Laila tinggal bersama suaminya di luar Jakarta, BSD tepatnya. Kantornya masih di sekitaran Jakarta, pulang pergi Ia tempuh dengan diantar sang suami naik motor sampai ke stasiun, setelah itu di sambung dengan naik kereta dari Serpong hingga Sudirman hampir setiap hari dari Senin sampai dengan Sabtu. Kebayang penuhnya kereta tiap hari kerja kaya gimana, setiap hari nasibnya jadi pepes. Mau ngeluh? Rasanya bakalan jadi angin lalu, karena emang harus di jalanin. Terlebih dia sangat sadar banyak kebutuhan rumah tangga yang harus di penuhi, apalagi hidup di jaman sekarang, rasanya kalau hanya suami yang cari nafkah kemungkinannya kecil buat punya tabungan banyak. Sementara pengalaman hidupnya yang susah keras di jaman dulu menjadi pelajaran berharga untuk dirinya agar gak kecemplung di lubang yang sama.
Well, wanita tangguh ini ternyata mampu loh ya melewati semua itu, tapi you know what? Hanya bertahan selama 6 bulan. Orang yang ngakunya paling kuat, ternyata seiring berjalannya waktu makin tambah loyo, engap rasanya kalau tiap hari pulang pergi Jakarta Serpong, jadi pepes pagi dan sore, diiringin sama segambreng pekerjaan kantor, terlebih cuma hari minggu doang waktunya buat istirahat? Hah, istirahat? Lupa ternyata ada 1 lagi tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang kini di tekuninya, nyuci pakaian seminggu, ngepel, nyapu, beberes rumah. Capek? Mau ngeluh? Dia sadar betul kalau ini adalah tugasnya sebagai istri. Tapi namanya juga wanita biasa walaupun sok-sok an kuat, sok-sok an tangguh, teteplah dalem kodratnya wanita itu manja. Ya sebagian pria mungkin gak terlalu nyadar soal hal ini.. but man, you must know that!!! Back to topic, pernah ngeluh soal capek beres-beres rumah dewekan sama sang suami, kalau lagi dateng mood bagusnya yaa di bantuin, tapi kalo sang suami tiba-tiba kesamber apaan tau jawabannya adalah "gak boleh ngeluh, ini memang tugasnya istri. Kodratnya perempuan sebagai istri." Laila diem. Kadang diem, kadang ngegerutu sendiri di dalam hati. Trus gimana kabarnya kalau tiba-tiba dia ngebalikin "oh berarti sebenernya tugas suami adalah mencari nafkah buat istrinya? Menjamin semua kebutuhan istrinya dong? Oh berarti kalau istri kerja maka segala uang hasil kerja istri adalah milik istri dong?" Bisa aja si dibalikin kaya gitu. Tapi balik lagi, di balik sisi sok beraninya si Laila, masih ada jiwa gak enakan, apalagi mandang kalau itu adalah suaminya sendiri. Suami yang dia paling sayangin, temen seranjang, temen bahagia dan berbagi bareng.
Sebenernya yang dibutuhkan wanita yang satu ini cuma pengertian kok. Iya, saling pengertian aja satu sama lain. Toh bukannya kalau bahu membahu dalam rumah tangga akan lebih indah? Toh tujuannya dia kerja juga untuk membantu suami mensejahterajan rumah tangga mereka, supaya kelak anak-anaknya bisa terjamin kebutuhan pangan dan pendidikannya. Right? Jaman sekarang keras broh, gak kerja yaa gak makan. Trus gimana selametin dirinya sendiri buat bertahan hidup? Yaa kalo masih hidup, kalo jadi mayat hidup? Hidup segan mati tak mau. Hihi..
Andai semua pria bisa mengerti wanita, yang gak cuma bilang sayang dan pengertian di mulut aja. Tapi dibuktikan dengan kelembutan sikap dan pengertiannya, pasti kita wanita bakalan adem dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar