Hari yang gak pernah saya lupakan.. sore itu, saya mendapat kabar dari salah satu Polsek di daerah Manggarai yang memberitahu bahwa motor beat warna putih kesayangan saya telah hilang dicuri. B 6815 SZG, yang selalu setia menemani saya kemanapun saya pergi selama sekitar 1 tahun lebih satu bulan dengan pembayaran yang saya angsur secara KREDIT.
Seakan tak percaya kalau motor yang biasa saya kendarai telah tiada, padahal siangnya masih terparkir rapi di depan gang rumah nenek saya. Agak sedikit kecewa dengan adik saya yang memakai motor tanpa seijin dan sepengetahuan saya serta keluarga saya.
Tapi apalah daya. Ini adalah suatu musibah, awalnya sempat shock dan sedih karena motor itu saya beli dengan hasil jerih payah saya selama bekerja. Rasanya tak rela saja jika barang berharga dan barang kesayangan hilang, apalagi yang menghilangkan bukan saya tetapi adik saya. Namun setelah di pikir ulang, tak ada gunanya saya bersedih karena sesuatu yang sudah tak ada sulit untuk ditemukan kembali, apalagi yang hilang ini adalah sebuah sepeda motor, seandainya kembali juga hasilnya sudah tak orisinil. yang terpenting adalah kondisi adik saya yang masih selamat, karena yang saya sering dengar sekarang modus pencurian sepeda motor itu bermacam-macam dan sering mengancam keselamatan si pengendaranya.
Agak gergetan mendengar cerita adik saya. Dia bilang ada dua orang dengan satu sepeda motor yang mengaku sebagai polisi yang sedang mencari seorang buronan. pencuri yang mengaku sebagai polisi ini menanyakan suatu alamat kepada adik saya, kemudian meminta bantuan kepada adik saya untuk sama-sama mencari buronan ini, kemudian si pencuri ini meminjam kepada adik saya sepeda motor yang digunakannya (Sepeda Motor milik saya) untuk mencari buronan itu dan berjanji selama 15 menit si pencuri ini akan mengembalikan sepeda motornya. Dengan sangat polosnya, mengingat adik saya yang masih kecil, maklum kelas 3 SMP menurut saya pemikirannya masih labil, Ia dengan mudah menyerahkan kunci motor tersebut kepada pencuri dan percaya bahwa pencuri yang mengaku sebagai polisi yang sedang mencari buronan itu akan mengembalikan selama 15 menit. Namun setelah ditunggu-tunggu oleh adik saya selama 15 menit, sepeda motor itupun tak kunjung tiba. Setelah itu adik saya melaporkan kejadian ini kepada Polsek Manggarai. Sebelumnya saya juga tidak pernah memberikan ijin kepada Adik saya untuk memakainya, karena yang saya takutkan adalah motor saya di rampok oleh penjahat. Eh, gak taunya hal ini menjadi nyata di saat saya tidak tahu bahwa motor saya dipakai oleh adik saya tiba-tiba di kabarkan bahwa motor saya hilang dengan modus penipuan.
Hati ini seakan lemas tak berdaya mendengar kabar buruk secara real. Saat itu rasanya saya ingin marah dan ingin memukul adik saya, cuma pada saat saya melihat wajah adik saya yang ketakutan hati saya meringis tak tega. Apalagi saat saya meminta penjelasan kepada adik saya tentang kejadiannya, suaranya murni super ketakutan, yang saya rasa adalah dia ketakutan karena akan banyak orang yang memarahinya. Namun kembali lagi ke pemikiran semula, Ia adalah adik saya, toh percuma juga jika saya memarahi atau menyakitinya, motor saya tidak akan pernah kembali lagi, yang ada nantinya malah adik saya yang sakit.
Untuk saat ini harapan saya tidak banyak. Saya hanya memohon kepada Allah untuk melancarkan Rejeki saya, untuk selalu melapangkan dada saya, untuk selalu meringankan beban saya, memudahkan setiap aktivitas dan pekerjaan yang saya lakukan. Kemudian saya juga berharap, saya tidak diminta untuk terus membayar angsuran motor yang masih 19 kali cicilan lagi sampai lunas mengingat kasus ini adalah Penipuan yang mengarah kepada pencurian bahkan saya berharap saya bisa mendapatkan asuransi motor kembali. Tak apalah jika saya harus membayar motor yang diasuransikan itu dari awal maksudnya adalah saya dapat motor baru dan saya membayar motor itu dari awal lagi, itung-itung saya buang sial dan pelajaran untuk saya dalam membangun kembali tangga-tangga kecil untuk memiliki suatu barang berharga di kehidupan saya.
Saya ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya untuk Ayah saya tersayang yang tak henti-hentinya memberikan arahan serta motivasi untuk saya dalam menghadapi musibah ini, kemudian untuk Ibu, Emak dan engkong saya tercinta yang memberikan supprot dan doanya, kemudian untuk teman-teman saya yang selalu memberikan support dan semangat ke saya.
Tanpa support dari kalian, mungkin saya sudah terpuruk dengan keadaan ini, tapi Alhamdulillah keberadaan kalian di tengah-tengah kehidupan saya memberikan banyak titik penerangan dan menyadarkan saya kalau ada Hikmah yang akan dipetik dari setiap kejadian. Saya Yakin, Allah akan memberikan jauh yang lebih baik untuk kehidupan saya setelah kejadian ini. Amin Ya Rabbal'alamin.
Thank You, Problem !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar